Pengertian Skala Likert (Kelebihan dan Kekurangannya)
akuntanmuslim.com

Pengertian Skala Likert (Kelebihan dan Kekurangannya)

Posted on

Rensis Likert adalah seorang ahli psikologi dari Amerika yang pertama kali menemukan metode penelitian menggunakan pengukuran skala.

Sesuai dengan nama penciptanya metode ini disebut sebagai “Skala Likert” atau “Likert Scale”.

Ditilik dari fungsinya skala likert merupakan bagian dari instrumen sebuah metode penelitian. Berupa alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data yang dapat diamati dan diukur.

Lebih spesifiknya hasil pengukuran data-data tersebut akan menghasilkan fenomena yang disebut variabel penelitian.

Dalam sebuah penelitian instrumen merupakan unsur penting yang wajib ada. Dalam bidang eksak atau agro, instrumen biasanya berupa alat-alat laboratorium, seperti alat dan bahan untuk analisis kimia.

Sedangkan skala likert merupakan instrumen untuk mengevaluasi suatu proses dalam bidang ilmu sosial.


Memahami Pengertian Skala Likert


Pada umumnya skala likert disajikan dalam bentuk kuisioner atau angket yang akan diisi oleh responden atau panelis.
Sesuai dengan namanya likert berasal dari kata “like”, skala ini digunakan untuk mengukur persetujuan responden terhadap sebuah proses atau peristiwa.

Tingkat persetujuan ini kemudian menghasilkan data dalam bentuk sikap dan pendapat.

Jadi jika ditarik kesimpulan, pengertian skala likert adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengamati dan mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok mengenai proses atau fenomena sosial.

Berdasarkan ilmu statistik likert merupakan skala psikometrik yang disajikan lewat angket atau kuisioner, sehingga data yang dihasilkan berupa hasil survey deskriptif.

Dalam proses olah data skala likert dapat digolongkan ke dalam kelas skala ordinal maupun skala interval.

Artinya apabila kategori respon pada skala likert memiliki tingkatan tertentu namun jarak antara kategori tidak dapat ditentukan maka dianalisis menggunakan skala ordinal.

Dalam hal ini butir bentuk butir pertanyaan pada kuisioner menggunakan tipe data likert (tingkat kesukaan atau persetujuan).

Sedangkan skala likert dianalisis menggunakan pengukuran interval apabila butir pertanyaan yang digunakan bukan tipe data likert.

Misal mengukur sifat-sifat individu seperti tingkat pengetahuan atau sikap dengan dengan menggunakan skor total dari setiap butir pertanyaan.

Sementara skala pengukuran dalam analisis statistik terbagi menjadi skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

Dari masing-masing skala pengukuran tersebut akan diperoleh hasil data nominal, ordinal, interval, dan rasio.

Skala sendiri diartikan sebagai ukuran-ukuran berjenjang, misal dalam bentuk angka berupa skala nilai 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.

Namun dalam konteks pengertian skala likert jenjang ukuran ditentukan dalam bentuk kesetujuan dan ketidaksetujuan responden, biasa dikenal dengan istilah skala psikometrik.

Jika mengikuti pendekatan jenis-jenis data maka skala likert lebih condong dalam golongan ukuran ordinal.

Kelemahan skala ini yaitu hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, namun tidak bisa membandingkan nilai antara individu satu dan yang lainnya.

Penentuan Jumlah Titik Respon

Awal mulanya Rensis Likert pertama kali menciptakan skala ini menggunakan 5 titik respon.

Terdiri dari respon Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Memutuskan (TM), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Kemudian beberapa peneliti mencoba melakukan modifikasi jumlah titik respon dalam kuisioner yang disajikan.

Peneliti bernama Dawes J. mencoba membandingkan jumlah 5 titik dan 11 titik respon yang menghasilkan rataan yang sama. Artinya kedua titik ini memberikan jawaban yang sama jika saling dikonversi.

Keunggulannya titik 11 mempunyai keragaman yang lebih tinggi sehingga lebih disukai untuk analisis regresi. Artinya variasi hasil respon dengan jumlah titik 5 lebih rendah dibandingkan julam titik respon 11.

Dawes melanjutkan membanding jumlah titik respon 5, 7, dan 10. Hasilnya bervariasi antar perbandingan respon setiap jumlah titik, baik dalam rataan, ukuran penyebaran, maupun bentuk sebaran.

Jumlah titik respon 5 dan 7 menghasilkan rataan yang sama dan sebanding namun tidak sebanding dengan jumlah titik respon 10.

Dalam hal ini jumlah titik respon 5 dan 7 menghasilkan rataan yang lebih tinggi dibandingkan jumlah titik respon 10.

Kemudian Preston dan Colman mencoba meneliti perbandingan jumlah titik respon 2, 3, dan 4 dimana memberikan hasil indeks reliabilitas, validitas, dan kekuatan diskriminasi yang jelek.

Sangat berbeda nyata dengan jumlah titik respon 5,6, dan 7 yang menghasilkan indeks reliabilitas, validitas, dan kekuatan diskriminasi lebih baik. Stabilitas semakin bagus diperoleh pada jumlah titik respon 7,8,9, dan 10.

Penelitian membandingkan jumlah titik respon ini terus berlanjut hingga jumlah 15 titik. Kriteria yang dinilai yaitu validitas, reliabilitas, sensitivitas, dan linearitas.

Berdasarkan hasil yang diperoleh kebanyakan peneliti menyarankan penggunaan jumlah titik respon 7 karena lebih disukai oleh responden.

Selain itu secara keseluruhan kriteria indeks validitas, reliabilitas, kekuatan diskriminasi, dan stabilitas jumlah titik 7 lebih baik daripada yang lainnya.

Prosedur Membuat Skala Likert

Sebagai instrumen penelitian, skala likert berfungsi sebagai lembar evaluasi apabila:

a) Menilai keberhasilan suatu program atau kebijakan
b) Menilai manfaat pelaksanaan suatu program atau kebijakan
c) Untuk mengetahui kepuasan pihak-pihak terkait terhadap pelaksanaan suatu program atau kebijakan

Skala likert dapat dibuat jika peneliti sudah mengumpulkan item-item yang banyak dan memiliki relevansi dengan masalah yang sedang diteliti.

Layaknya kuisioner item-item tersebut harus terdiri dari yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.

Setelah dilakukan pemilihan responden yang kira-kira representatif dari suatu kelompok maka langkah berikutnya dilakukan pengecekan item.

Tiap item yang sudah dikumpulkan dinilai oleh responden mana yang disukai hingga tidak disukai dengan rentan skor 1-5 atau sebaliknya.

Dalam hal ini alat ukur yang digunakan berupa butir-butir pertanyaan yang berguna sebagai indikator dari sikap dan pendapat.

Butir pertanyaan inilah yang akan direspon oleh oleh responden yang diukur dalam skala tertentu.

Tak hanya dalam bidang sosial skala likert juga dapat digunakan untuk riset di bidang agro.

Misal untuk mengukur preferensi konsumen terhadap penerimaan produk pangan yang difortifikasi. Atau untuk mengukur preferensi petani terhadap karakteristik tanaman pangan hasil rekayasa.

Penyusunan skala likert tergolong mudah jika dibandingkan dengan skala pengukuran lainnya, seperti skala thurstone dan guttman.

Namun membutuhkan ketelitian yang tinggi agar dihasilkan analisis lanjutan terhadap butir-butir respon yang tepat.

Kekurangan dan Kelebihan Skala Likert

Kekurangan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya skala likert hanya dapat digunakan untuk mengurutkan individu dalam bentuk skala namun tidak dapat membandingkan antar individu.

Hal ini terjadi apabila metode pengukuran yang digunakan dalam analisis merupakan skala ordinal. Untuk mengetahui letak perbandingan antara individu yang satu dan yang lainnya dibutuhkan uji lanjut.

Biasanya menggunakan metode Pearson, dimana dapat diperoleh korelasi antara skor yang dihasilkan satu individu dengan total skor individu yang lain.

Tinggi bias pada penerapan skala likert menjadi kelemahan berikutnya. Karena banyak pola respon terhadap beberapa item menghasilkan skor yang sama.

Dalam hal ini disebut dengan tahapan penskalaan respon yang kadangkala dapat terjadi error.

Kelebihan

Keunggulan utama skala ini adalah prosedur pembuatan dan penerapannya yang mudah sehingga disukai oleh banyak peneliti.

Skala likert juga dianggap lebih baik dibandingkan skala thurstone dan guttman yang rumit dalam pembuatannya.

Skala guttman jarang digunakan oleh para peneliti karena dibutuhkan effort yang lebih untuk memperoleh butir-butir pertanyaan yang valid.

Sedangkan dalam skala likert peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan pertanyaan selama relevan dengan konteks permasalahan yang diteliti.

Skala likert memberikan keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang sikap atau preferensi responden tentang permasalahan yang diteliti.

Hal ini karena jawaban suatu pertanyaan dapat dijadikan alternatif penjelas suatu item dengan mengunakan uji reliabilitas.


Demikian penjelasan kami mengenai Pengertian Skala Likert. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *