Komponen Elektronika
koesrow.blogspot.com

Pengertian Komponen Elektronika dan Jenis Jenisnya

Posted on

Selama ini hal-hal yang berkaitan dengan elektronika selalu identik dengan kaum Adam. Namun di zaman yang serba canggih ini banyak deretan perempuan yang berprofesi sebagai ahli elektronika hingga mekanik.

Sehingga jangan heran jika ada penyampaian materi mengenai pengenalan elektronika dipandu oleh seorang wanita. Karena sudah banyak kaum Ibu yang tertarik untuk mempelajari dan mendalami tentang bidang elektronika.

Elektronika adalah bidang ilmu yang berkaitan dengan arus lemah dan tegangan listrik, tak hanya lampu lho ya. Seperti yang sedang hits adalah kompetisi membuat robot. Untuk bisa membuat robot tentu saja kita harus memahami konsep dasar elektronika terlebih dahulu.

Nah, agar tak salah langkah mari simak materi mengenai komponen elektronika di bawah ini untuk pengetahuan dasar.


Jenis Komponen Elektronika


Komponen elektronika adalah peralatan yang terbentuk dari beberapa jenis komponen elektronika itu sendiri, dimana masing-masing komponen memiliki fungsi tersendiri. Susunan dari komponen-komponen ini biasa disebut sebagai rangkaian elektronika.

Pada dasarnya komponen elektronika terdiri dari resistor, kapasitor, transistor, dioda, dan induktor. Namun seiring perkembangan teknologi kini komponen elektronika makin bervariasi dan bertambah banyak jenisnya.

Secara umum komponen elektronika terbagi ke dalam dua tipe:

Komponen Pasif, merupakan komponen elektronika yang pengoperasiannya tidak memerlukan arus atau tegangan listrik tambahan.

Komponen Aktif, merupakan komponen elektronika yang membutuhkan arus atau tegangan tambahan (biasa disebut tegangan internal) agar bisa beroperasi. Contoh komponen aktif adalah dioda dan transistor yang dapat mengubah bentuk suatu energi dan membuat arus listrik searah.

1. Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika pasif yang memiliki nilai hambatan tertentu yang akan menghambat aliran arus listrik yang melaluinya. Artinya resistor akan membatasi jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian.

Resistor adalah komponen elektronika yang tidak memiliki sumber daya listrik sendiri atau amplification (fungsi penguatan), dan pengolahan sinyal.

Bekerja dengan mengurangi arus maupun tegangan suatu sinyal yang melewati suatu rangkaian listrik. Saat dilalui arus listrik dalam jumlah tertentu terdapat sejumlah energi yang hilang dalam bentuk panas.

Secara prinsip resistor bekerja dengan cara mengatur elektron (arus listrik) yang melewatinya menggunakan material konduktif tertentu yang dicampur dengan material lain sehingga mampu menimbulkan suatu hambatan pada aliran arus listrik (elektron).

Karakteristik utama dari resistor adalah nilai resistansi dan daya listrik yang dapat dihantarkannya. Resistansi didefinisikan sebagai nilai hambatan yang dihasilkan resistor. Sesuai hukum Ohm nilai resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melewatinya.

Selain nilai resistansi (Ohm) resistor juga memiliki nilai toleransi dan nilai kapasitas daya. Beda ukuran fisik (nilai kapasitas daya) sebuah resistor maka berbeda pula nilai hambatannya. Nilai kapasitas daya (Watt) berbanding lurus dengan ukuran fisik sebuah resistor.

Sedangkan nilai toleransi didefinisikan sebagai perubahan nilai resistansi dari nilai resistansi yang tercantum pada badan resistor. Toleransi resistor (%) adalah perubahan karakteritsik resistor (resistansi) yang terjadi akibat dari pengoperasian resistor itu sendiri.

2. Kapasitor

Kapasitor adalah salah satu komponen elektronika pasif sederhana yang memiliki kemampuan menyimpan energi/ arus listrik selama batas waktu tertentu. Artinya kapasitor hanya menyimpan arus listrik untuk sementara waktu dengan cara menyaring arus yang tidak diinginkan.

Kapasitor atau kondensator pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris yang memiliki kontribusi perkembangan teori elektromagnetik dan elektrokimia. Oleh karena itu satuan kapasitor disebut Farad (F), sesuai dengan nama penemunya.

Struktur kapasitor terdiri dari dua buah plat metal yang dinamakan ‘lempengan’ atau konduktor dan dipisahkan oleh materi insulasi yang dinamakan ‘dielektrik’. Umumnya bahan-bahan dielektrik dapat berupa udara vakum, keramik, gelas, dan lain sebagainya.

Cara kerja kapasitor adalah dengan menciptakan tegangan potensial yang berbeda antara dua lempengan (konduktor).

Jika kedua ujung lempengan diberi tegangan listrik maka masing-masing muatan listrik akan berkumpul di ujung metal lempengan (elektroda positif dan negatif) yang berbeda.

Muatan positif dan negatif menempati masing-masing ujung metal lempengan. Dimana muatan positif tidak dapat mengalir ke ujung kutub negatif dan begitu sebaliknya. Kedua muatan ini dipisahkan oleh oleh materi insulasi (bahan dielektrik) yang bersifat non-konduktif, tidak dapat mengantarkan listrik.

Sehingga muatan-muatan elektrik yang sama membentuk bidang listrik di sepanjang kapasitor selama tidak ada induksi pada ujung-ujung kaki lempengan.

Contoh fenomena kapasitor di alam bebas adalah tersimpannya muatan positif dan negatif pada awan yang dapat menghasilkan petir.

3. Induktor

Jika dilihat dari cara pengoperasiannya induktor tergolong ke dalam komponen elektronika pasif. Induktor berbentuk seperti sebuah kumparan (coil) yang tersusun dari lilitan kawat.

Sebagai komponen elektronika dasar induktor sering kali ditemukan dalam sebuah rangkaian elektronika.

Fungsi utama induktor adalah untuk menyimpan energi di medan magnet akibat tegangan listrik yang melaluinya. Artinya saat induktor dilewati tegangan listrik, maka akan terjadi penyimpanan energi dan menghasilkan medan magnet.

Meski terbuat dari lilitan kawat namun induktor tidak mengandung nilai resistansi. Induktor banyak ditemukan pada rangkaian elektronika yang berkaitan dengan freskuensi, seperti yang terdapat pada tuner untuk pesawat radio.

Induktor juga bisa ditemukan pada rangkaian DC dan rangkaian AC. Pada rangkaian DC induktor berguna untuk memperoleh tegangan yang konstan meskipun arus listrik berfluktuasi. Sementara pada rangkaian AC induktor berguna untuk meredam fluktuasi arus yang tidak diharapkan.

Secara umum induktor juga terbagi ke dalam dua jenis, yaitu induktor tetap (fixed inductor) dan induktor tidak tetap (variable inductor).

Sifat elektrik dipengaruhi oleh panjang iduktor, diameter induktor, jumlah lilitan, dan bahan yang mengelilinginya, dimana satuan nilai induktor adalah Henry.

4. Dioda

Dioda adalah peralatan elektronik yang termasuk ke dalam jenis komponen aktif. Berfungsi untuk mengantarkan arus listrik ke satu arah dengan cara menghambat arus listrik dari arah lainnya.

Selain itu dioda juga sering digunakan untuk mengontrol energi listrik pada saklar elektronik.

Karena hanya dapat mengantarkan arus listrik dan tegangan pada satu arah saja, dioda disebut juga sebagai komponen semikonduktor. Bahan pokok penyusun dioda adalah Germanium (Ge) dan Silikon (Si).

Dioda tersusun dari dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Beberapa jenis dioda yaitu dioda kontak titik, dioda hubungan, dioda zener, dan dioda pemancar cahaya (LED).

5. Transistor

Satu lagi komponen elektronika aktif yaitu transistor yang memiliki banyak fungsi. Beberapa di antaranya adalah sebagai penguat arus, sebagai pemutus dan penghubung (switch), dan pengatur stabilitas tegangan.

Secara bentuk transistor tersusun dari tiga kaki, yaitu Base (B), Emitor (E), dan Collector (K). Keberadaan komponen ini memiliki pengaruh penting dalam sebuah rangkaian elektronika, dimana prinsip kerjanya mirip dengan keran air.

Secara umum transistor terbagi ke dalam dua jenis yaitu transistor bipolar dan transistor unipolar.

Bipolar adalah jenis transistor yang mempunyai dua persambungan kutub. Sedangkan unipolar adalah transistor yang hanya mempunyai satu buah persambungan kutub.

Itulah beberapa komponen elektronika dasar yang penting untuk diketahui. Masih banyak komponen elektronika lainnya yang hingga kini terus dikembangkan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *