Cara Menghitung Nilai Resistor (Pengertian dan Jenisnya)
components101.com

Cara Menghitung Nilai Resistor (Pengertian dan Jenisnya)

Posted on

Resistor dilambangkan dengan huruf R dan satuannya disebut Ohm (Ω). R artinya tahanan listrik yang ada pada sebuah penghantar. Tahanan adalah komponen yang didesain untuk memiliki besar tahanan dalam nilai tertentu (Ω).

Karakteristik utama dari resistor adalah nilai resistansi dan daya listrik yang dapat dihantarkannya. Resistansi didefinisikan sebagai nilai hambatan yang dihasilkan resistor. Sesuai hukum Ohm nilai resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melewatinya.

Dalam sirkuit elektronik, resistor adalah komponen yang pasti selalu ada. Namun, ada beberapa yang kurang memahami bagaimana cara kerja resistor dan menghitungnya dalam kode warna ataupun angka.

Pada bahasan kali ini kami akan sedikit membahas apa itu resistor, kegunaannya, jenisnya dan bagaimana cara menghitungnya. Untuk lebih jelasnya simak pembahasan dibawah ini.

Sebelum masuk pada bahasan mengenai langkah-langkah dan cara menghitung nilai resistor. Ada baiknya kita mengenali dan memahami lebih dalam mengenai resistor.


Pengertian Resistor


Resistor atau yang biasa disebut hambatan adalah suatu komponen dalam elektronika yang memiliki fungsi untuk membatasi atau menghambat laju aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik.

Dalam hal ini fungsi resistor adalah sebagai penghambat arus litrik yang mengalir pada suatu rangkaian elektronik. Keberadaan resistor membuat arus listrik tersalurkan sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu resistor juga dapat menurunkan tegangan sesuai kebutuhan serta membantu dalam membangkitkan frekuensi yang tinggi dan rendah dengan bantuan kondensator serta transistor.

Satuan dari resistor adalah Ohm (simbol: Ω). Ohm adalah Satuan Internasional (SI) untuk menunjukkan besarnya resistensi dalam listrik. Hukum Ohm ini ditemukan oleh seorang ahli Fisika Jerman bernama Georg Simon Ohm (1987-1854).

Sesuai dengan hukum Ohm bahwa kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian.

Hukum Ohm dapat digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika dan menjadi penerapan hukum dasar pada berbagai rangkaian listrik.

Dengan mengunakan hukum Ohm, kita tidak hanya dapat menghitung. Tetapi juga memperkecil arus listrik dan tegangan pada rangkaian serta dapat memperoleh resistensi hambatan yang diperlukan.


Nilai Toleransi Resistor


Toleransi resistor adalah perubahan nilai resistensi dari nilai yang ditunjukkan pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan dalam kondisi baik.

Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut.

Ada berbagai macam nilai toleransi dalam resistor yaitu:

a) resistor dengan toleransi kerusakan 1% atau resistor 1%, b) resistor dengan toleransi 2% atau resistor 2%, c) resistor dengan toleransi 5% atau resistor 5%, dan c) resistor dengan toleransi 10% atau resistor 10%.

Umumnya nilai resistor diwakili oleh warna yang dicantumkan pada tubuh (body) resistor tersebut dalam bentuk cincin. Misalnya resistor dengan toleransi 5% akan dituliskan dengan kode warna di resistor pada cincin ke 4 berwarna emas atau kode huruf ‘J’.


Kapasitas Daya Resistor


Kapasitas daya resistor menunjukkan nilai daya maksimum yang dapat dilewatkan oleh sebuah resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor dapat dilihat pada ukuran fisik resistor. Dan nilai kapasisitas daya dalam satuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar.

Penting untuk menentukan kapasitas daya resistor untuk menghindari kerusakan karena kelebihan daya yang mengalir di dalam resistor.


Jenis-Jenis Resistor


Berdasarkan jenis bahan yang digunakan resistor dibagi menjadi 3 yaitu:

  • dari bahan kawat,
  • resistor arang
  • dan resistor oksida logam atau disebut resistor metal film.

Berdasarkan nilai resistensinya resistor dibagi menjadi 2, yaitu: resistor tetap (Fixed Resistor) yaitu dimana nilai resistensinya tidak dapat diubah dan resistor tidak tetap (Variable Resistor).

  • Resistor Tetap terbagi lagi menjadi : Resistor Kawat, Resistor Batang, Karbon, Resistir Keramik/ Porselin, Resitor Film Karbon, dan Resistir Film Metal Resistor.
  • Resistor Tidak Tetap terbagi lagi menjadi: Potosinometer (Logartimik dan Linier, Putar dan Geser), Trimpot, NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient), dan LDR (Light Dependent Resistor).

Cara Menghitung Nilai Resisor


Cara menghitung nilai resistor dapat dicari melalui kode warna dan kode huruf.

Membaca Kode Warna

Gelang-gelang atau cincin pada resistor memiliki arti dan nilai tersendiri. Gelang warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring, 5 ring bahkan 6 ring.

Walaupun untuk praktiknya para teknisi cenderung lebih memilih cara yang lebih mudah yaitu dengan menggunakan alat ukur.

Tetapi berikut ini kami berikan penjelasan lengkap cara membaca kode warna pada Film Karbon Resistor (contoh dengan 4 gelang) secara manual seperti gambar di bawah ini:

Berikut ini beberapa contoh soal kode warna resistor dan jawabannya:

1. Orange, Merah, Merah, Emas = 3, 2, x100, 5% = 3200 Ω 5% Keterangan :

a) Masukkan angka dari kode warna gelang ke satu (Orange) b) Masukkan angka dari kode warna gelang ke dua (Merah) c) Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke tiga (Merah) d) Gelang ke empat adalah toleransi dari nilai resistor (Emas)

2. Emas, Hijau, Ungu, Merah = 5%, x1, 7, 2 = 27 Ω 5% 3. Biru, Abu-Abu, Kuning, Perak = 6, 8, x10k, 10% = 680k Ω 10% 4. 27k Ω10% = 2,7, 1k, 10% = Merah, Ungu, Orange, Perak

Untuk resistor dengan 5 gelang, maka gelang 1,2,3 merupakan digit angka dan gelang kode warna ke 4 merupakan faktor pengali serta gelang terakhir ke 5 menunjukkan nilai toleransi resistor.

Begitu juga dengan resistor 6 gelang warna secara prinsipnya sama dengan resistor 5 gelang dalam menentukan nilai resistensinya.

edangkan gelang terakhir atau ke 6 menunjukkan koefisien temperatur. Yaitu temperatur maksimum yang diizinkan untuk resistor tersebut.

Membaca Kode Huruf

Resistor dengan kode huruf lebih mudah dibaca karena nilai resistensinya dituliskan secara langsung pada resistor.

Umumnya resistor dengan tipe ini memiliki urutan penulisan yaitu kapasitas daya, nilai resistensi kemudian toleransi resistor tersebut. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai dan toleransi resistor. Misalnya pada gambar di bawah ini :

Keterangan Kode huruf untuk nilai resistensi :

  • R, memiliki arti x1 (Ohm)
  • K, memiliki arti x1000 (KOhm)
  • M, memiliki arti x1000000 (MOhm)

Keterangan Kode huruf untuk nilai toleransi :

  • F, memiliki arti nilai toleransi 1%
  • G, memiliki arti nilai toleransi 2%
  • J, memiliki arti nilai toleransi 5%
  • K, memiliki arti nilai toleransi 10%
  • M, memiliki arti toleransi 20%

Pada gambar di atas dapat dibaca sebagai berikut :

  • Kapasitas daya 5 Watt
  • Nilai resistensi resistor 22 Ohm
  • Nilai Toleransi kesalahan pengukuran resistor 5%

Penting untuk diperhatikan bahwa dalam menentukan pilihan suatu resistor dalam rangkaian elektronika yang harus dilihat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukan nilai kapasitas daya dan tingkat toleransinya.

Hal ini berkaitan dengan harga jual resistor di pasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakkan resistor pada rangkaian elektronika.

Sekian pembahasan kami tentang cara menghitung nilai resistor, semoga bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *